Platform e-commerce Blibli menggunakan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) sebagai mekanisme standar untuk berurusan dengan orang dalam jaringan untuk melindungi data konsumen.
Blibli bersertifikat ISO/IEC 27001:2013 untuk sistem manajemen keamanan informasi untuk melindungi data konsumen.
“Dengan meningkatnya literasi digital, masyarakat semakin peduli terhadap keamanan data.
Blibli proaktif memperbarui sistem keamanan sibernya dengan mendapatkan sertifikasi keamanan data ini untuk melindungi data pelanggan yang bertransaksi melalui Blibli,”
kata CEO Blibli Kusumo Martanto, Rabu (21/9). 2022) dalam siaran pers yang diterima.
Blibli memprediksi peningkatan pelanggaran data untuk meningkatkan sistem keamanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Salah satu cara untuk mencegah penyalahgunaan data dan menegakkan keamanan siber yang kuat adalah dengan menerapkan keamanan end-to-end,
kata Rendra Perdana, wakil presiden keamanan informasi di Blibli.
Hal ini dicapai dengan menerapkan tata kelola keamanan informasi, manajemen risiko, dan kepatuhan terhadap berbagai jaringan dan standar keamanan informasi.
Kerangka kerja Blibli untuk mengelola orang, proses, dan teknologi diselaraskan dengan tingkat risiko.
“Kami juga menawarkan berbagai pelatihan dan sertifikasi untuk memastikan sumber daya manusia kami mahir dalam menciptakan proses untuk melindungi aplikasi, jaringan, dan semua sistem komputer dari berbagai ancaman keamanan siber,” kata Rendra.
Menurut Rendra, keamanan data merupakan tanggung jawab bersama yang mencakup pemilik dan pengelola data.
Oleh karena itu, Blibli juga mengajak pengguna untuk bijak dalam mengelola dan menjaga keamanan data pribadi dari berbagai sumber.
Terkait keamanan data pelanggan, Asosiasi Electronic Commerce Indonesia (idEA) juga mendorong perusahaan e-commerce untuk memperkuat keamanan siber dengan terus melakukan inovasi dan pemutakhiran sistem teknologi informasi yang mereka gunakan.
“Gerakan di industri digital sangat aktif, dan kami terus mendorong perusahaan e-commerce, terutama anggota kami, untuk memperbarui sistem keamanan siber mereka.
Kami menghargai langkah nyata yang telah dilakukan Blibli untuk memperkuat sistem TI,” kata kepala ide Bima Raga, Rabu (14/9).
Pihaknya juga rutin berkoordinasi dengan anggota asosiasi terkait hal tersebut untuk mencapai kepuasan pelanggan dalam berbelanja.
Bima mengajak para pelaku industri digital dan pelanggan untuk bekerja sama melindungi data, aset berharga, dari tangan yang salah.
Fanky Christian, Ketua DPD DKI Jakarta, Asosiasi Nasional Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi (Aptiknas) Fanky Christian menjelaskan keamanan data, menjelaskan bahwa siapa pun yang bertransaksi melalui e-commerce di Indonesia harus memastikan bahwa platform tersebut telah disetujui oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Informasi ( Kominfo) Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan mematuhi aturan lain yang sesuai.
“Jadi jika ada bias data terkait transaksi, kami bisa mengambil langkah hukum untuk mengatasinya,” katanya.
Lebih lanjut Fanky menyatakan bahwa PSE Kominfo memastikan keamanan data sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
Di sisi lain, e-commerce juga harus memiliki tim khusus yang menangani jaringan atau CSIRT untuk mencegah dan mengurangi pelanggaran data.
Rendra memberikan tips untuk meningkatkan keamanan online Anda dengan mengganti password akun secara berkala dan tidak menggunakan password yang sama di website yang berbeda.
Selain itu, Rendra menyarankan untuk menjaga kerahasiaan kata sandi dan one-time password (OTP) untuk menghindari penyalahgunaan dan pengambilalihan akun.
“Tim customer relations Blibli secara rutin melakukan sosialisasi kesadaran keamanan data dengan pelanggan.
Jika pelanggan mengalami kesulitan atau pertanyaan, silakan kunjungi saluran resmi layanan pelanggan Blibli,” katanya.
Rendra menjelaskan, customer service Blibli mudah dijangkau dan dapat dihubungi 24 jam sehari melalui enam channel antara lain chat, telepon, WhatsApp, email, Facebook @bliblidotcom dan @bliblicare di Twitter.